Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah meminta maaf berkali-kali setelah membuat komentar kontroversial selama Pertanyaan Parlemen, di mana dia merujuk sindrom Tourette untuk mengejek anggota oposisi. Komentar tersebut menuai kritik dari kedua sisi spektrum politik, dengan advokat disabilitas dan anggota oposisi menyebutnya sebagai sesuatu yang menyakitkan dan tidak pantas. Albanese mengakui ketidakpekaan kata-katanya, menggambarkannya sebagai 'tidak baik dan menyakitkan.' Insiden ini telah memicu percakapan lebih luas tentang pentingnya memahami dan menghormati disabilitas dalam wacana publik.
Jadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.